GOOGLE STEM CONFERENCE (SGSTEM) 2018, SCIENCE CENTER SINGAPORE, 29-30 JANUARI 2018

Google STEM conference merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Science Center Singapore dan disponsori oleh Google. Tujuan diadakannya konferensi ini adalah sebagai ajang berkumpulnya pada pendidik dan profesional dibidang STEM (Science, Technology, Engineering & Mathematics) agar dapat berkolaborasi dan saling berbagi cara mengajar dengan baik. Para peserta berasal dari Asia-Pasifik, yaitu: Singapura, Hong Kong, Australia, Macau, Cambodia, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Philippines, Thailand, dan Vietnam.

Pada konferensi ini terdapat beberapa workshop yang dapat dipilih oleh peserta untuk dapat mempelajari contoh konsep pembelajaran STEM yang dimiliki Science Center Singapore dan workhsop International school project yang diselenggarakan oleh pihak Hong Kong. Selain itu juga terdapat keynote speaker dan plenary speaker, sharing dari para guru peraih penghargaan Outstanding Computing Teacher dan Outstanding STEM Teacher, sharing perkembangan pendidikan STEM di Singapura dan Hong Kong, dan diakhiri dengan Learning Journey.

I. Senin, tanggal 29 Januari

Bu Nana, Bu Kiko, dan Rufa Foto bersama sebelum registrasi ulang.

Gambar 1: Bu Nana, Bu Kiko, dan Rufa Foto bersama sebelum registrasi ulang.

Susunan acara pada hari pertama SGSTEM adalah sebagai berikut:

  • 08.00 = Registrasi ulang peserta
  • 08.30 = Workshop pilihan 1
  • 10.00 = Morning tea
  • 10.30 = Workshop pilihan 2
  • 12.00 = Akhir sesi pagi
  • 12.15 = Pembukaan Google STEM Conference
  • 12.30 = Opening address oleh Mr. Sng Chem Wei
  • 13.00 = Makan siang
  • 14.00 = Keynote: Enterpreneurship Education
  • 14.30 = Planetary sepaker
  • 15.00 = Afternoon tea
  • 15.30 = Sharing penerima penghargaan Outstanding Computing Teacher
  • 16.30 = Diskusi panel penerima penghargaan Outstanding STEM Teacher
  • 17.30 = Akhir SGSTEM hari pertama

Kegiatan konferensi dan workshop dimulai dengan registrasi ulang peserta. Kemudian kami bertiga menuju tempat workshop masing-masing. Sesi pagi terdapat beberapa workshop pilihan sesuai dengan pilihan ketika pendaftaran, berikut pilihan workshop yang tersedia.

  • Tinkering Studio: Scribble-bot Workshop
  • Digital Fabrication Space: DIY Bluetooth Speaker Workshop
  • Cradl∑: Optical Spectroscopy Workshop
  • Home-Fix D.I.Y: Micro-bit Workshop
  • International School Project Presentation and Workshop: CreaSTEMtivity by Micro-bit dan STEM Education in Practice

Bu Nana dan Bu Kiko memilih Tinkering Studio untuk workshop pilihan 1 dan Cradl∑ untuk workshop pilihan 2. Rufa memilih Digital fabrication space untuk workshop pilihan 1 dan 2, tetapi tenyata nama Rufa tidak tertera pada list peserta kelas, sehingga diarahkan untuk mengikuti workshop baru yang dibuat dan disediakan untuk menanggulangi para peserta yang luput dari daftar kelas. Karena jumlah peserta cukup banyak, mungkin ada beberapa yang telewat dan panitia meminta maaf untuk ketidaknyamaman yang terjadi. Para peserta ini dapat mengikuti dua workshop dibawah ini untuk workshop pilihan 1 dan 2, tidak harus berurutan:

  • STEM inc: Paper Aerplane
  • Makers Tech edulab Community

 

I.1 STEM inc: Paper Aerplane

Pada workshop ini, para peserta diajarkan untuk membuat pesawat kertas dan menggunakan alat beserta aplikasi power-up untuk membuatnya terbang. Tipe pesawat kertas berbagai macam dan para peserta diminta untuk memilih satu untuk dibuat, Rufa memilih tipe pesawat Nakamura berwarna biru. Setelah peserta selesai melipat, para peserta diminta untuk mencoba menerbangkan pesawat kertas yang dibuatnya dan mencoba mengendalikan. Alat power-up dihubungkan ke applikasi dengan menggunakan bluetooth. Aplikasi ini digunakan untuk mengendalikan kecepatan putar baling-baling dan menggerakkan pesawat kekanan dan kekiri.

Gambar 2: Pesawat kertas tipe Nakamura

Gambar 2: Pesawat kertas tipe Nakamura

Gambar 3: Percobaan penerbangan pesawat kertas dan mengendalikan dengan handphone yang telah di-instal aplikasi power-up.

Gambar 3: Percobaan penerbangan pesawat kertas dan mengendalikan dengan handphone yang telah di-instal aplikasi power-up.

Pesawat kertas juga dapat dimodifikasi dengan menggubah bentuk elevator (menekukkan ke atas atau ke bawah) dan rudder pada bagian pesawat (menekukkan ke kanan atau ke kiri). Selain itu jenis kertas untuk membuat pesawat kertas juga sangat berpengaruh. Kertas yang baik untuk digunakan membuat pesawat kertas adalah kertas yang ringan. Alat penerbang pesawat ini dapat dibeli secara online dan aplikasi power-up dapat diunduh secara gratis pada play store hp android atau apple store untuk iphone. Tetapi untuk iphone, koneksi bluetooth ke alat penerbang pesawat kadang sering agak lambat.

 

I.2 Makers Tech edulab Community: Developing Mathematical Reasoning through Programmable Robots

Sphero SPRK+ adalah alat bantu pengajaran yang dikembangkan oleh Ministry of Education Singapura. Sphero SPRK+ digunakan untuk mengajari tentang konsep besaran sudut kepada murid primary school. Aplikasi sphero edu digunakan untuk menggerakan Sphero SPRK+ sesuai dengan perintah yang diberikan, seperti berputar, menggelinding, dan sebagainya. Tingkat secondary school dapat menggunakan Sphero ini untuk latihan membuat coding, karena selain menggunakan aplikasi yang sudah disediakan, Sphero dapat digerakkan menggunakan coding yang dibuat dari scratch pada laman coding yang telah disediakan.

Sphero SPRK+ dapat dibeli secara online, harga di amazon sekitar 118 USD.

Gambar 4: Sphero SPRK+, ipad yang digunakan untuk mengendalikannya menggunakan aplikasi sphero edu, dan stik es krim serta peta mata angin untuk mengajari anak-anak tentang besar sudut dan arah mata angin.

Gambar 4: Sphero SPRK+, ipad yang digunakan untuk mengendalikannya menggunakan aplikasi sphero edu, dan stik es krim serta peta mata angin untuk mengajari anak-anak tentang besar sudut dan arah mata angin.

 

I.3 Keynote: Enterpreneurship Education

Professor Wong Kam Fai
Associate Dean (External Affairs) Faculty of Engineering
The Chinese University of Hong Kong

Gambar 4: Prof Wong pada bagian awal penyampaian kuliahnya.

Gambar 5: Prof Wong pada bagian awal penyampaian kuliahnya.

Prof Wong menceritakan bagaimana cara mengubah ide menjadi produk yang dapat dibuat. Hal terpenting dalam pendidikan STEM menurut Prof Wong adalah kemampuan problem solving, empati, ethics dan humanity. STEAM dan STREM mempunyai inti yang sama, yaitu STEM, dan A (Art) dan R (Religion) merupakan aplikasi saja.

Capture

R-D Model dimulai dari ide, kemudian ke bagian “up” dimana yang menjadi inti pemikirannya adalah practical things, berlanjut ke bagian “mid”. Pada bagian mid, yang dibuat adalah prototype dari produk yang akan dibuat. Perpindahan dari bagian “up” ke bagian “mid” inilah yang disebut transfer teknologi. Kemudian proses terakhir adalah bagian “down” dimana pada bagian ini produk dipersiapkan untuk diturunkan ke pasar. Perpindahan dari bagian “mid” ke “down” ini disebut sebagai komersiliasi. 4 hal yang penting dalam mewujudkan ide menjadi produk adalah: Komunikasi, Kolaborasi, Komperhensif, dan Konektivitas.

 

I.4 Planetary sepaker

Ms Sarah Chapman
Head of Department of Science
Townsville State High School. North Queensland

Sarah Chapman mendapatkan Barbara Cail International STEM Fellowship dari Pemerintah Australia untuk berkunjung kelima negara: Singapura, Finlandia, Inggris, Amerika Serikat, dan Selandia Baru, selama lima minggu. Tujuannya adalah membuat laporan terhadap perkembangan pendidikan STEM dinegara-negara tersebut.

Gambar 6: Ms Sarah Chapman pada bagian awal penyampaian kuliahnya.

Gambar 6: Ms Sarah Chapman pada bagian awal penyampaian kuliahnya.

Pada SGSTEM 2018 ini, Ms Sarah menceritakan tentang bagaimana cara menarik untuk mempromosikan STEM khususnya kepada anak perempuan, karena jumlah wanita yang terlibat dalam industri bidang STEM cukup minim. Strategi yang paling baik untuk menarik anak perempuan dalam bidang STEM adalah: dengan pesan-pesan yang efektif, memberikan kesempatan khusus untuk perempuan, keterlibatan keluarga, dan partnership. Techbridge telah mempunyai STEM Messaging untuk anak-anak perempuan khusus memberikan pesan-pesan terkait STEM.

Moment of engagement: Robogals, Sheflies, Women in STEMM Australia, Curius Mind, dan Tech Girls are superheros.

Partnerships: Starportal, STELR, BrainSTEM Innovation Challenge, STEM Professionals in School, dan STEMXAcademy.

 

I.5 Sharing penerima penghargaan Outstanding Computing Teacher

Gambar 7: Mrs. Phylliscia Lee, NUS High School of Math and Science, Singapore.

Gambar 7: Mrs. Phylliscia Lee, NUS High School of Math and Science, Singapore.

Gambar 8: Mr Gi Soong Che, Dunman High School, Singapore.

Gambar 8: Mr Gi Soong Che, Dunman High School, Singapore.

Gambar 9: Mdm Azlina Bte Muslimin, Boon Lay Secondary School, Singapore.

Gambar 9: Mdm Azlina Bte Muslimin, Boon Lay Secondary School, Singapore.

Mrs. Phylliscia, Mr Gi, dan Mdm Azlina menceritakan bagaimana mereka menggunakan teknologi dalam proses belajar-mengajar di kelas.

NUS High School of Math and Science Singapura, tempat Mrs. Phylliscia mengajar, menggunakan sistem Project Based Learning (PBL). Tujuannya adalah untuk mengembangkan murid agar menjadi Computational Thinker yang mempunyai kemampuan: problem solving, logical thinking, critical thinking, dan creativity.

Mr Gi mengajar komputasi di Dunman High School Singapura. Mr Gi menekankan konsep “berbahagia” dalam menjalankan proses pembelajaran dan pengajaran. Dunman High School mengikuti ajang hackathon pada tahun 2009, dan mengajarkan AndroidTM Platfrom dan juga Python kepada pada murid.

Mdm Azlina mengajar matematika di Boon Lay Secondary School Singapura. Mdm Azlina menggunakan ICT melalui Flipped Classroom, Google Classroom, dan Mathematics Portal untuk mengajar, sehingga murid-murid dapat mengakses dengan mudah seluruh materi pengajaran dan tugas-tugas yang diberikan.

 

I.6 Diskusi panel penerima penghargaan Outstanding STEM Teacher

Gambar 10: Mdm Connie Soon, Temasek Primary School, Singapore.

Gambar 10: Mdm Connie Soon, Temasek Primary School, Singapore.

Gambar 11: Mr Vincent Ng, Regent Secondary School, Singapore.

Gambar 11: Mr Vincent Ng, Regent Secondary School, Singapore.

Gambar 12: Mr Sng Peng Hock, Geylang Methodist Secondary School, Singapore.

Gambar 12: Mr Sng Peng Hock, Geylang Methodist Secondary School, Singapore.

Gambar 13: Mr Teo Yee Ming, Hai Sing Catholic School, Singapore.

Gambar 13: Mr Teo Yee Ming, Hai Sing Catholic School, Singapore.

Gambar 14: Diskusi panel keempat penerima penghargaan dipandu oleh Prof Lim.

Gambar 14: Diskusi panel keempat penerima penghargaan dipandu oleh Prof Lim.

Kempat orang panelis adalah pemenang penghargaan ALP (Applied Learning Programme). Jumlah pemenang ada lima orang, tetapi yang dapat hadir hanya empat orang karena satu orang berhalangan hadir, sedang berada di luar negeri.

Mdm Connie merupakan kepala sekolah Temasek Primary School Singapura. ALP di Temasek diperkenalkan melalui Robotik. Untuk level P4 (primary 4) mempelajari heat (panas) menggunakan microbits yang dipasangkan ke kompos panas matahari, untuk level P6 mempelajari energi dengan mendesign dan membangun taman di rooftop, dan untuk level P2 ada sesi code for fun.

Mr Vincent mengajar di Regent Secondary School. Sekolah ini mendapatkan partner kerjasama untuk menerapkan program ALP, sehingga projek yang dikerjakan murid-murid sesuai dengan bidang rekan kerjasama sekolah tersebut. Pada kesempatan kali ini, Mr Vincent menceritakan proses pembuatan robot untuk mengukur kualitas air yang dapat berjalan diatas permukaan dan robot yang dapat berjalan pada dasar kolam.

Mr Sng mengajar Geylang Methodist Secondary School Singapura. Mr Sng menekankan pembelajaran Environmental Science and Sustainable Living. Subjek yang dipelajari banyak diaplikasikan untuk tumbuhan, seperti membuat taman, meneliti suhu tanah dengan dan tanpa rumput, mengamati tanaman yang diletakkan di dalam lemari dengan “growlight” (cahaya merah dan biru). Slogan yang dimiliki Mr Sng adalah “Yes, we are teaching high-tech farmer”.

Mr Teo mengajar Hai Sing Catholic School. Proses pembelajaran STEM yang dibawakan oleh Mr Teo bertujuan untuk menghubungkan apa yang dipelajari di kelas dengan yang terjadi di “dunia nyata”. Contohnya ketika sedang mempelajari gelombang ultrasonik, di kelas sains diperkenalkan alat untuk USG pada bayi dan sonar untuk mengukur kedalaman laut. Sedangkan dalam kelas STEM, murid-murid diminta untuk merangkai alat yang berfungsi sama dengan sonar dan menghitung ketinggian secara langsung.

Pada saat diskusi panel keempat panelis dan dipandu oleh Prof Lim, guru peserta lain ada yang menanyakan tentang poin penilaian dan bagaimanan dengan “rapot” murid. Prof Lim menjelaskan untuk Singapura, hal ini juga membingungkan sebagian guru dan sekolah, untuk saat ini belum bisa dijawab karena masih dalam proses pembahasan dan mungkin akan dapat disampaikan pada pertemuan tahun depan.

 

II. Selasa, tanggal 30 Januari

Susunan acara pada hari kedua SGSTEM adalah sebagai berikut:

  • 08.00 = Registrasi ulang peserta (bagi yang kemarin belum mendaftarkan diri)
  • 09.00 = Development, Implementation & Sustainment of STEM Education in Singapore
  • 09.30 = Development, Implementation & Sustainment of STEM Education in Hong Kong
  • 10.00 = Networking Morning Tea Sesion
  • 11.15 = Learning Journey Optional
    FabLab Singapore Polytechnic
    Info-comm Media Develpoment Authority of Singapore (IMDA)
    Singapore Centre for Social Enterprise (raiSE)

 

II.1 Development, Implementation & Sustainment of STEM Education in Singapore

Associate Professor Lim Tit Meng
Chieg Executive, Science Centre Singapore

Prof Lim menyampaikan perkembangan, implementasi, dan keberlangsungan pendidikan STEM di Singapura. Kementrian pendidikan Singapura saat ini sedang menekankan dan mengalakkan pembelajaran STEM di sekolah dan kaitan dengan “dunia nyata”.

Gambar 15: Prof Lim pada bagian awal penyampaian sharing-nya.

Gambar 15: Prof Lim pada bagian awal penyampaian sharing-nya.

Salah satu pusat pembelajaran STEM di Singapura salah Science Centre. Murid-murid yang datang ke Science Centre diharapkan dapat mengubah paradigma berpikir dari: Examination-driven learning menjadi Application-driven learning melalui Relevance-derived learning. Sehingga murid-murid dan orang tuanya tidak hanya berpatokan pada nilai yang tinggi, tetapi juga pada aplikasi untuk kehidupan mendatang.

Di Science Centre ada program Cradl∑ untuk murid dan guru dalam bidang fisika dan engineering, Digital Fabrication Lab untuk murid mengerjakan proyek engineering dan riset sains, selain itu ada juga STEM inc yang disediakan untuk murid agar dapat menerapkan konsep pembelajaran STEM di kelas ke dalam situasi “dunia nyata” dan juga menggunakan kemampuan problem solving.

STEM ALP juga merupakan salah satu cara untuk mendorong sekolah untuk menerapkan pendidkan STEM di sekolahnya serta mencarikan partner kerjasama di industri yang sekiranya cocok dengan tema STEM yang akan diangkat oleh sekolah tersebut. STEM Applied Learning Domains di Singapura terdiri dari beberapa bagian yaitu:

  • ICT Programming & Coding
  • Engineering & Robotics
  • Food Science & Technology
  • Environtmental Science & Suistanable Living
  • Materials Science
  • Transport & Communication
  • Health Science & Technology
  • Modelling & Simulation

 

II.2 Development, Implementation & Sustainment of STEM Education in Hong Kong

Professor So Wing Mui Winnie
Director Centre for Education in Environmental Sustainability
The Education University of Hong Kong

Gambar 16: Prof So pada bagian awal penyampaian sharing-nya.

Gambar 16: Prof So pada bagian awal penyampaian sharing-nya.

Inti dari pembelajaran STEM adalah murid akan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.

SCIENCE:

  • Initiating an investigation
  • Conducting the investigation
  • Presenting the investigation

TECHNOLOGY:

  • Use of technology
  • Innovation and safe use

ENGINEERING:

  • Defining the problem to be solved
  • Creating and testing the solution
  • Refining the solution

MATHEMATICS:

  • Collecting data
  • Processing data
  • Representing data

Pemerintah Hongkong telah memiliki kebijakan terkait pendidikan STEM:

2015: Biro pendidikan memperbaharui dan memperkaya kurikulum serta aktivitas pembelajaran dari S, T, dan M. Selain itu meningkatkan pelatihan guru sekolah dasar dan sekolah menengah agar dapat meyalurkan potensi dan inovasi mereka.

2016: Pemerintah mempromosikan pendidikan STEM dan mendorong murid untuk mempelajari subjek ini.

2017: Biro pendidikan mempromosikan STEM dengan menyediakan sumber tambahan untuk sekolah dasar dimulai dari awal tahun kemarin. Kemudian juga akan menyediakan subsidi tambahan untuk sekolah menengah negeri sebesar $ 200.000 untuk memfasilitasi implementasi pada sekolah berbasis program yang berkaitan dengan STEM.

Selain turut serta pemerintah, kolaborasi dengan profesional yang berkecimpung dalam bidang STEM sangat diperlukan. Sehingga murid-murid lebih dapat melihat langsung kaitan pembelajaran STEM dengan realitas kehidupan.

Inisiatif mempromosikan pembelajaran STEM:

Mempromosikan STEM dalam kurikulum → Lebih banyak murid yang mengambil program studi terkait STEM di tingkat universitas → menciptakan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas nasional dan ekonomi.

 

II.3 Learning Journey

Rufa memilih learning journey ke IMDA, tetapi seperti kemarin, nama Rufa tidak terlampir dalam daftar peserta, sehingga Rufa menggantikan Bu Kiko dalam perjalanan ke FabLab Singapore Polytechnic.

FabLab merupakan salah satu laboratorium yasng dimiliki oleh Singapore Polytechnic. Fablab memiliki beberapa bagian: Fablabs, Fabskills, FabInnovation, dan FanCommunity. Sedangkan FabAcademy terdiri dari tiga bagian: Innovator Skilled, Maker Serious, dan Tinkerer Beginner.

Framework Design Thinking dari Singapore Polytechnic adalah sebagai berikut:

Sense & Sensibility → Empathy → Ideation → Prototype

Dari empati didefinisikan dalam bentuk ide dan kemudian dikembangkan menjadi prototype. Ketika prototipe sudah jadi, prototype ini dapat menimbulkan ide-ide baru yang lebih banyak lagi, selain itu prototype juga digunakan untuk meninjau kembali pandangan kita sesuai dengan empati di awal atau tidak.

Mahasiswa Singapore Polytechnic menpresentasikan idenya terlebih dahulu. Ide yang telah disetujui kemudian diciptakan prototype-nya dan kemudian ditampilkan. Untuk membuat prototype maupun produk jadi, setiap mahasiswa dapat menggunakan alat-alat yang berada di FabLab. Alat yang tersedia banyak sekali, mulai dari perlengkapan standard seperti solder, tang, palu, hingga alat yang membutuhkan keterampilan khusus seperti printer 3D, laser cutting, mesin pembengkok kayu/plastik, mesin potong otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya. Setiap mahaiswa dapat menggunakan alat-alat ini, tetapi mereka harus lulus ujian dan memiliki sertifikat terlebih dahulu. Khusus untuk alat yang berbahaya dan membutuhkan keterampilah khusus, ujian yang diberikan berbeda lagi.

Sayang sekali kunjungan yang dilakukan sangat singkat sekali. Rombongan peserta SGSTEM kemudian diantarkan ke Vivo City oleh panitia dan berpisah untuk kembali menuju tempat masing-masing.

Gambar 17: Contoh hasil laser cutting pada stik es krim.

Gambar 17: Contoh hasil laser cutting pada stik es krim.

Gambar 18: Mr Rodney menyambut kedatangan peserta SGSTEM dan menjelaskan semua hal yang terkait Fablab

Gambar 18: Mr Rodney menyambut kedatangan peserta SGSTEM dan menjelaskan semua hal yang terkait Fablab

Dengan berakhirnya kunjungan ke Fablab, berakhir juga acara SGSTEM tahun ini. Semoga pada SGSTEM tahun depan, sudah ada perwakilan duta STEAM G83 yang ikut serta dalam acara ini.

This content is restricted to site members. If you are an existing user, please log in. New users may register below.

Existing Users Log In
 Remember Me  
New User Registration
*Required field

You may also like...